Hal-hal kotor seperti bangkai, makanan basi, dan sebagainya dapat
menimbulkan rasa jijik pada seseorang. Perasaan jijik mampu membuat
seseorang lebih mengenali hal-hal yang menjijikkan di dekatnya.
Jijik
adalah perilaku reaktif dari tubuh yang sifatnya untuk mencegah.
Perasaan jijik baik bagi tubuh karena bisa mencegah timbulnya masalah
kesehatan yang lebih parah, seperti terjangkit kuman. Sering merasa
jijik justru baik buat kesehatan karena dapat memotivasi perilaku untuk
menghindari infeksi.
Penelitian baru menunjukkan bahwa perasaan
jijik tidak hanya membantu seseorang menghadapi hal-hal yang kotor atau
terkontaminasi, tetapi juga membantu Anda menghindari kotoran dengan
mempertajam insting untuk mendeteksi keberadaan hal yang menurut Anda
menjijikkan di sekitar Anda.
Jika sesuatu terlihat kotor dan
menjijikkan, seseorang biasanya menganggap hal itu telah terkontaminasi.
Tetapi ketika ada sesuatu yang berwarna putih dan tertata rapi,
seseorang pasti selalu menganggap hal tersebut murni dan bersih.
Penelitian
telah menunjukkan bahwa kebanyakan orang lebih menganggap gigi putih,
kamar operasi yang berwarna putih, dan perlengkapan mandi porselen yang
putih lebih bersih dan tidak terasa menjijikkan seperti kedaan yang
sebaliknya.
"Dalam ilmu psikologi yang mempelajari kemurnian,
penyimpangan sekecil apa pun dari keadaan yang dianggap murni (putih)
dapat menimbulkan persepsi negatif. Seseorang yang memiliki rasa jijik
yang tinggi akan lebih mudah menyadari penyimpangan tersebut," kata Gary
Sherman, penulis studi dan ilmuwan dari Harvard University’s Kennedy School of Government.
Sherman
dan rekan-rekannya menyelidiki hipotesis tersebut dalam tiga studi,
untuk membuktikan bahwa ada hubungan interaktif antara jijik dengan
kepekaan persepsi yang pada akhirnya dapat membantu seseorang mendeteksi
dan menghindari kuman, racun, dan kontaminan lain di sekitarnya.
Hasil penelitian ini dipublikasikan dalam jurnal Psychological Science, seperti dikutip dari health.india,
0 komentar:
Posting Komentar