Penderita depresi seringkali kebingungan karena obat-obatan yang
dikonsumsinya yaitu antidepresan tak begitu mempan mengatasi kondisinya.
Beruntung sebuah studi baru merekomendasikan metode tambahan untuk si
pasien yaitu terapi bicara.
Peneliti mengungkapkan bahwa pasien
depresi yang tidak kunjung sembuh kendati telah mengonsumsi antidepresan
tiga kali lebih mungkin mengalami penurunan gejala depresi jika terapi
bicara ditambahkan pada rejimen pengobatannya dibandingkan pasien yang
hanya bertahan dengan antidepresan saja.
"Sampai sekarang hanya
ada sedikit bukti yang dapat membantu para dokter untuk memilih
pengobatan terbaik selanjutnya untuk pasien yang gejala depresinya tidak
merespons pengobatan standarnya," ungkap peneliti Nicola Wiles dari
Centre for Mental Health, Addiction and Suicide Research, University of
Bristol, Inggris.
Studi ini melibatkan 470 pasien depresi yang
tidak merespons antidepresan setelah menjalani terapi selama enam
minggu. Kemudian sebagian partisipan menerima terapi perilaku kognitif
(sejenis terapi bicara) sebagai pelengkap pengobatan antidepresan mereka
dan sebagian lagi diminta melanjutkan konsumsi antidepresan tanpa
terapi bicara.
Setelah enam bulan, 46 persen pasien yang
menjalani terapi bicara mengalami pengurangan gejala depresi sedikitnya
sebesar 50 persen. Sebaliknya pada pasien yang hanya mengonsumsi
antidepresan pengurangannya hanya 22 persen. Kondisi ini pun terus
terjadi hingga mencapai bulan ke-12.
"Sayangnya terapi bicara itu
justru lebih sulit diakses daripada obat-obatan. Bahkan mungkin pasien
tak mampu membiayai terapi ini kecuali ditanggung oleh asuransi
kesehatannya. Tak heran dalam setahun terakhir, tercatat hanya 25 persen
pasien depresi asal Amerika yang menerima terapi bicara ini," tandas
peneliti.
Namun peneliti menekankan bahwa studi lanjutan masih
diperlukan untuk memastikan efektivitas kombinasi terapi ini dalam
jangka panjang karena bisa saja pasien mengalami kekambuhan setelah
mendapatkan pengobatan itu.
"Lagipula karena beberapa pasien
tidak pulih secara substansial meski sudah menjalani terapi bicara,
studi lanjutan itu juga diperlukan untuk mencari pengobatan alternatif
lainnya," tambah Wiles seperti dikutip dari myhealthnewsdaily,
0 komentar:
Posting Komentar